• This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  •                                                       

    Adisty Widyan Perwita Sari, gelar Pendampingan Perangkat Desa dalam Mengembangkan UMKM dan Memfasilitasi NIB di Desa Bebel (31/07/2024) (foto: dokumen pribadi)

    Pekalongan - Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP di Desa Bebel, Kecamatan Wonokerto gelar Pendampingan Perangkat Desa dalam Mengembangkan UMKM dan Memfasilitasi NIB di Desa Bebel (31/07/2024).

    Pelaksanaan program kerja tersebut dilakukan secara personal pada para perangkat desa di Kantor Balai Desa Bebel dan door to door beberapa pelaku UMKM

    Desa Bebel merupakan salah satu desa di Kecamatan Wonokerto yang tergolong cukup maju. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelaku UMKM di desa tersebut. Dimana sebagian besar merupakan usaha yang bergerak di bidang food and beverages.

    Akan tetapi, pemerintah kesulitan dalam melakukan rekap daftar para pelaku UMKM tersebut dikarenakan tidak semua UMKM memiliki nomor izin berusaha atau Nomor Induk Berusaha (NIB) yang terdaftar di sistem pemerintahan. Akibatnya, pemerintah belum mampu mengawasi perkembangan UMKM di Desa Bebel.

    Terlebih lagi, dikarenakan penduduk masyarakat Bebel, yakni sekitar 3100-an merupakan penduduk berusia di atas 46 tahun, yang mana kurang melek terhadap pentingnya perizinan usaha.

    NIB sendiri memiliki manfaat penting, yaitu sebagai identias dan legalitas usaha agar tidak ada usaha serupa yang melakukan plagiasi terhadap usaha yang lainnya. Selain itu, dengan mendaftarkan NIB, para pelaku UMKM akan dimudahkan mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan negara karena usaha mereka merupakan usaha yang sah dan teridentifikasi dengan jelas.

    Oleh karenanya, salah satu mahasiswi KKN UNDIP, Adisty Widyan berupaya menggelar program Pendampingan Perangkat Desa dalam Mengembangkan UMKM dan Memfasilitasi NIB di Desa Bebel, dengan harapan terbentuknya pribadi perangkat pemerintah desa yang mampu merangkul dan mewadahi para pelaku UMKM dalam upaya memajukan perekonomian desa.

    Program ini telah mendapatkan dukungan dari Kepala Desa Bebel dan Carik Desa Bebel. “Ini sangat menarik, ya Mbak. Memang kami kesulitan untuk melacak perkembangan UMKM karena beberapa dari mereka masih belum mendaftarkan NIB usaha mereka,” ujar Rohmah, Carik Desa Bebel.

    Demikian informasi terkait mahasiswi KKN UNDIP Desa Bebel melaksanakan program kerja monodisiplin mengenai Pendampingan Perangkat Desa dalam Mengembangkan UMKM dan Memfasilitasi NIB di Desa Bebel.

    Penulis: Adisty Widyan Perwita Sari, Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Tuswan, ST

  • Ghina Syakila, Edukasi/Penyuluhan Pencegahan Stunting Melalui Konsumsi Ikan dan Pemanfaatan Teknologi di Desa Bebel (30/07/2024) (foto: dokumen pribadi)

    Pekalongan - Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip di Desa Bebel, Kecamatan Wonokerto, gelar kegiatan Edukasi/Penyuluhan Pencegahan Stunting Melalui Konsumsi Ikan dan Pemanfaatan Teknologi di Desa Bebel.

    Wahyudi, A.Md, kepala Desa Bebel, menyebutkan bahwa kasus stunting di Desa Bebel tertinggi sekecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Desa ini memiliki angka stunting yang tinggi dikarenakan populasi penduduk yang juga tinggi dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Wonokerto. Dengan kondisi ini, kebutuhan deteksi dini tumbuh kembang anak untuk menangani masalah stunting di Desa Bebel menjadi semakin penting.

    Aplikasi Langkah, yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Diponegoro, mengandalkan peran-peran mahasiswa lainnya yang tersebar di berbagai lokasi penerjunan KKN untuk menyebarkan informasi tentang aplikasi ini kepada seluruh lapisan masyarakat. Ghina Syakila, mahasiswi jurusan Psikologi yang ditempatkan di Desa Bebel, mengambil peran untuk turut berkontribusi memperkenalkan aplikasi tersebut kepada masyarakat Bebel, terutama pada ibu-ibu peserta posyandu.

    Edukasi/penyuluhan terkait pengenalan aplikasi dilakukan pada Selasa, 30 Juli 2024, di Pos 5 Posyandu Seruni Desa Bebel dengan peserta meliputi kader posyandu, ibu-ibu PKK, dan peserta posyandu.

    Aplikasi Langkah (langkahkembang.com) menjadi salah satu program inovatif yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Desa Bebel dan menurunkan angka stunting. Aplikasi ini dilengkapi fitur pemantauan tumbuh kembang anak berdasarkan tugas perkembangan berdasarkan teori Piaget serta grafik pertumbuhan fisik anak. Kedua fitur ini digunakan sebagai deteksi dini masalah perkembangan anak baik secara psikologis (keterlambatan) atau secara fisik (stunting).

    Langkah menjadi solusi bagi orang tua untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak secara lebih mudah dan cepat. Fitur-fitur yang tersedia membantu orang tua untuk secara mandiri memantau tumbuh kembang anak mereka. Harapannya, hadirnya aplikasi Langkah dapat membuat para orang tua lebih proaktif dalam mengidentifikasi gejala stunting dan mengambil langkah pencegahan maupun penanganan yang tepat agar perkembangan anak-anak mereka optimal.

    Penulis: Ghina Syakila, Psikologi, Fakultas Psikologi

    Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Tuswan, ST

  • Pelaksanaan Program Kerja Inovasi Abon Ikan Tongkol sebagai Solusi Pencegahan Stunting di Desa Bebel

    Pada 2 Agustus 2024, Balai Desa Bebel menjadi saksi pelaksanaan program pelatihan pembuatan abon ikan tongkol yang diadakan oleh mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK, kader posyandu, serta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di desa tersebut. Dengan tujuan mengedukasi dan memberdayakan masyarakat, pelatihan ini mengombinasikan keterampilan praktis dengan pengetahuan gizi yang penting bagi kesehatan keluarga, sekaligus mendukung pencegahan stunting yang kian meresahkan.

    Program kerja pencegahan stunting yang dibawakan oleh mahasiswa KKN dibagi menjadi dua kegiatan besar, yakni pelatihan pembuatan abon ikan tongkol dan edukasi mengenai stunting. Pelatihan ini berawal dari pemahaman bahwa ikan tongkol merupakan salah satu sumber protein hewani yang melimpah dan bergizi, tetapi sering kali kurang dimanfaatkan secara optimal. Banyak rumah tangga terbiasa mengolah ikan dalam bentuk yang sama tanpa menyadari potensi ikan tongkol untuk dijadikan produk olahan yang lebih menarik dan bernilai ekonomi, seperti abon. Dengan meningkatnya prevalensi masalah gizi, terutama di kalangan anak-anak, mahasiswa KKN ini merasa perlu untuk memberikan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Bebel. Selain pelatihan, rangkaian kegiatan edukasi lainnya (dilaksanakan pada 30 Juli 2024 di Pos 5 Posyandu Seruni) yakni berupa penyuluhan terkait pentingnya stok ikan di masa depan yang disampaikan oleh Karil Hari Latu, mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), penyuluhan terkait pencegahan stunting melalui GEMARIKAN oleh Novia Gavina, mahasiswi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (FPIK), serta penyuluhan terkait deteksi dini stunting melalui pengenalan aplikasi Langkaholeh Ghina Syakila, mahasiswi Fakultas Psikologi (FPsi).

    Pada kegiatan pelatihan pembuatan abon, setelah sambutan pembuka dari kepala desa yang mengungkapkan dukungan penuh terhadap program ini, salah satu mahasiswa mulai menjelaskan tentang kandungan gizi ikan tongkol. I Kadek Hari Kesuma yang merupakan mahasiswa jurusan Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) memaparkan terlebih dahulu mengenai cara-cara pengolahan dan penyimpanan produk perikanan yang aman dan sesuai standar Food Safety and Management System (FSMS). Pengetahuan ini sangat relevan, terutama dalam konteks pencegahan stunting —suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, yang dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan kemampuan kognitif anak.

    Lalu, mahasiswa mulai mendemonstrasikan cara pembuatan abon dimulai dari pengenalan bahan-bahan yang diperlukan. Mahasiswa juga membagikan selebaran resep dan cara pembuatan agar audiens bisa langsung membaca secara detail mulai dari keperluan bumbu hingga takaran yang tepat sehingga dapat diterapkan di rumah. Mahasiswa KKN melakukan pembuatan abon dari awal hingga akhir proses yakni pengemasan produk akhir. Setiap tahap dilalui dengan antusiasme tinggi, di mana peserta saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, mulai dari menyimak pemisahan tulang ikan, pencampuran bahan, pengadukan abon, hingga penirisan. Setelah ditiriskan, kemudian I Kadek Hari Kesuma juga mengadakan pelatihan mengenai cara pengemasan vakum menggunakan alat pengemas vauum sealersehingga abon mempunyai daya simpan yang tahan lama.

    Pengalaman praktis ini tidak hanya membuat peserta lebih terampil dalam mengolah ikan menjadi abon, tetapi juga menyadarkan mereka bahwa produk ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Abon ikan tongkol yang dihasilkan memiliki rasa yang lezat dan nilai jual yang menarik, sehingga diharapkan bisa menjadi produk khas Desa Bebel yang bisa dijajakan di pasar. Selain itu, mahasiswa juga membagikan resep dan panduan lainnya agar peserta dapat mempraktikkan ilmu yang diperoleh dan terus berinovasi di rumah.

    Kegiatan pelatihan ini memberikan dampak yang jauh lebih dari sekadar keterampilan praktis. Setelah mengikuti pelatihan, peserta merasa lebih termotivasi untuk mengelola sumber daya lokal dengan lebih baik. Harapan besar tumbuh bahwa, dengan memperkuat keterampilan dan pengetahuan, mereka dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi keluarga dan komunitas. Dalam konteks pencegahan stunting, kesadaran akan pentingnya asupan gizi yang baik juga meningkat, mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan pola makan keluarga, terutama bagi anak-anak.

    Pelatihan diakhiri dengan makan abon bersama di Balai Desa. Mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro merasa bangga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Desa Bebel. Program pelatihan ini diharapkan bukan hanya sebuah kegiatan satu kali, tetapi merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran gizi yang lebih baik dan mendorong produktivitas ekonomi di desa. Diharapkan kedepannya, kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut, memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, dan menjadikan Desa Bebel sebagai desa yang tidak hanya produktif dan inovatif, tetapi juga sehat.

    Penulis: Mahasiswa KKN Tim 2 Universitas Diponegoro di Desa Bebel

    Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Tuswan, ST

© 2025 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan. All Rights Reserved.