Sebelum adanya program kerja KKN "WhatsApp Community" Desa Api-Api mengalami kendala dalam hal komunikasi dan penyebaran informasi di antara warganya. Meskipun sebagian besar penduduk telah memiliki ponsel, akses informasi yang terkoordinasi dan efisien masih terbatas. Warga sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi terkait program pemerintah, kegiatan desa, atau pengumuman penting lainnya. Komunikasi antarwarga juga cenderung berjalan secara tradisional, seperti melalui pertemuan langsung atau pesan dari mulut ke mulut, yang tidak selalu efektif dan dapat menyebabkan keterlambatan dalam penyampaian informasi. Keterbatasan komunikasi ini juga berdampak pada partisipasi warga dalam kegiatan desa, termasuk dalam hal pengurusan dokumen kependudukan, program bantuan sosial, dan inisiatif komunitas lainnya. Banyak warga yang merasa kurang terinformasi atau tidak mendapatkan informasi sama sekali tentang kegiatan penting yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi warga dan lambatnya penyebaran informasi penting, yang berpotensi menghambat perkembangan desa secara keseluruhan.
Terdapat beberapa manfaat untuk warga dengan adanya whatsapp komunitas ini yaitu, kemudahan akses informasi, peningkatan partisipasi dalam pengambilan keputusan, mempererat hubungan sosial. Sedangkan manfaat untuk perangkat desa yaitu efisiensi dalam penyampaian informasi, peningkatan transparansi pemerintahan desa, mempermudah koordinasi antar perangkat desa. Selain manfaat untuk warga dan perangkat desa Dalam pelaksanaan program KKN "WhatsApp Community" di Desa Api-Api, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dan solusinya telah dirumuskan. Tantangan teknis meliputi masalah jaringan, keterbatasan kuota internet, dan kemampuan warga dalam menggunakan smartphone. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan sosialisasi penggunaan smartphone secara efektif dan diadakan kerja sama dengan provider lokal guna meningkatkan kualitas jaringan di desa. Selain itu, tantangan sosial muncul dari ketidakmampuan sebagian warga dalam mengoperasikan smartphone, yang diselesaikan melalui pembentukan kelompok belajar serta pendampingan oleh pemuda desa yang lebih paham teknologi. Terakhir, tantangan komunikasi seperti penyebaran informasi yang tidak relevan atau hoaks diatasi dengan membentuk aturan grup WhatsApp yang jelas dan menetapkan admin yang aktif untuk memantau serta memastikan bahwa hanya informasi penting dan akurat yang disebarkan di dalam grup.
Program kerja KKN WhatsApp Komunitas di Desa Api-Api ini dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan fitur komunitas pada aplikasi WhatsApp guna meningkatkan efektivitas komunikasi antara warga dan perangkat desa. Salah satu program utamanya adalah sosialisasi mengenai fitur-fitur WhatsApp komunitas yang belum banyak diketahui warga. Tim KKN akan mengadakan workshop singkat dan demo langsung untuk mempermudah warga memahami cara menggunakan aplikasi ini. Selain itu, tim juga akan membantu dalam pembuatan grup WhatsApp komunitas berdasarkan RT yang ada di Desa Api-Api. Selain sosialisasi, program kerja lainnya yang akan dilaksanakan adalah pembuatan konten yang informatif dan menarik untuk dibagikan di grup WhatsApp komunitas. Konten-konten ini dapat berupa pengumuman kegiatan desa, informasi penting seputar kesehatan, pertanian, atau pemberdayaan masyarakat, serta tips-tips bermanfaat sehari-hari. Tim KKN juga akan memfasilitasi interaksi antarwarga melalui kuis, polling, atau diskusi online. Dengan begitu, diharapkan warga menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan desa dan saling berbagi informasi. Untuk memastikan keberlangsungan program ini, tim KKN akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas WhatsApp komunitas. Evaluasi ini akan dilakukan melalui survei kepada warga dan perangkat desa. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang. Selain itu, tim KKN juga akan memberikan pelatihan kepada perangkat desa dalam mengelola grup WhatsApp komunitas, sehingga program ini dapat terus berjalan dengan baik meskipun setelah masa KKN berakhir.
Penulis : Ariel Wisley Kurniawan